Senin, 23 Maret 2020

Mekanisme Reaksi-reaksi Adisi pada Aldehid dan Keton

Pada pembahasan kali ini akan membahas tentang mekanisme reaksi-reaksi adisi pada aldehid dan keton. Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan suatu ikatan rangkap atau perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi adisi digunakan untuk membedakan alkena dan alkuna.

Reaksi adisi nukleofilik pada aldehida dan keton, terdapat dua kemungkinan hasil reaksi:
a)      Intermediet tetrahedral yang dapat diprotonasi dengan asam atau air menghsilkan alkohol.
b)      Atom oksigen karbonil dapat dieliminasi sebagai OH atau H2O menghasilkan ikatan rangkap C=Nu.

Senyawa keton kurang reaktif terhadap nukleofilik dibandingkan aldehida. Ada 2 alasan utama perbedaan reaktivitas aldehida dan keton, yaitu:
a.       Hambatan sterik
Atom karbonil pada keton lebih tertutup/sesak karena adanya gugus organik, sedangkan pada aldehida lebih terbuka karena adanya satu gugus organik dan satu atom hidrogen. Pada saat reaksi adisi nukleofilik kedua gugus pada aldehida (satu gugus organik dan satu atom hidrogen) maupun keton (dua gugus organik) didekatkan karena adanya perubahan hidridisasi dari sp2 ke sp3 dan sudut ikatan menurun dari 120° ke 109,5°. Dalam keadaan teregang (strain), waktu yang digunakan untuk reaksi adisi pada aldehida lebih sedikit dibandingkan keton karena salah satu gugus pada aldehida yaitu atom H berukuran kecil.
Semakin ke kanan maka hambatan sterik semakin berkurang di sekitar C=O, reaktivitas untuk reaksi adisi semakin bertambah.
b.      Elektronik
Gugus alkil biasanya bersifat pendonor elektron dibandingkan hidrogen, sehingga gugus alkil cenderung lebih menetralkan muatan positif parsial pada karbon karbonil yang kemudian menurunkan reaktivitasnya terhadap nukleofil. Keton memiliki dua gugus alkil, sedangkan aldehida hanya memiliki satu gugus alkil.

1.      Reaksi Adisi Nukleofilik Aldehida
Aldehid adalah senyawa yang memiliki gugus karbonil yang terikat pada ujung molekulnya. Gugus fungsi aldehid memiliki satu atom hidrogen yang terikat pada atom karbonil dan gusus lain berupa gugus organik alifatik maupun aromatik. Rumus umum aldehid adalah RCHO dengan gugus fungsinya –CHO. Aldehida paling sederhana yaitu metanal (H2CO) atau disebut formaldehid.


Suatu pereaksi akan masuk dalam ikatan rangkap karbonil. Pada senyawa karbonil terjadi hidrogenasi yang menyebabkan aldehida direduksi menjadi alkohol primer.

Pada reaksi ini , aldehida bereaksi lebih cepat dan lebih sempurna dibandingkan keton. Perbedaan kereaktifan disebabkan karena keton lebih stabil daripada aldehida. Stabilitas keton lebih besar disebabkan adanya delokalisasi muatan positif karbon karbonil secara industri. Karbon karbonil aldehida lebih terbuka dan hasil reaksi adisinya memiliki hambatan sterik yang lemah.

a.      Adisi Air (Hidrasi)
Adisi air pada aldehida dapat dikatalis dengan asam maupun basa. Air adalah nukleofil lemah,maka diperlukan sedikit asam/basa sebagai katalis agar terjadi adisi pada gugus karbonil. Reaksi ini bersifat reversibel. Aldehid paling reaktif yang dapat membentuk hidrat stabil seperti formaldehida dan kloral.
Air bereaksi dengan aldehida terbentuk hidrat RCHO.H2O atau RC(OH)2H. Hidrat ini merupakan hidrosil pada atom karbon yang sama. Gem-diol dapat mengeluarkan molekul air menjadi aldehida/keton. Contoh : larutan formaldehida mengandung 99,9% gem-diol dan 0,1% aldehida. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan dengan senyawa keton yang mengandung sedikit gem-diol.


Mekanisme reaksi adisi air pada aldehida adalah sebagai berikut:



b.      Adisi Alkohol
Adisi alkohol pada aldehida menggunakan asam sebagai katalis karena alkohol adalah nukleofil lemah. Hasil adisi 1 molekul alkohol dalam 1 molekul aldehida merupakan hemiasetal, yaitu senyawa yang memiliki gugus –OH dan –OR dalam satu karbon.
Adisi dari mol pertama R’OH :


Hemiasetal dihasilkan yang bereaksi dengan alkohol menghasilkan asetal, suatu senyawa dengan dua gugus –OR terikat dengan satu karbon.
Substitusi dari mol kedua R’OH :

Rumus umum pembuatan hemiasetal dan asetal :



c.       Adisi Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida adalah asam lemah, berwujud cairan/gas beracun pada temperatur kamar. Senyawa aldehida bereaksi dengan HCN dihasilkan senyawa sianohidrin, suatu senyawa dengan –OH dan –CN yang terikat pada satu atom karbon sama. Reaksi ini menggunakan katalis basa.


Tahap pembuatan HCN :
1.      Pembuatan HCN


2.      Adisi ion sianida


3.      Pembuatan sianohodrin



d.      Adisi dari Reagen Grignard
Senyawa aldehida direaksikan dengan pereagen Grignard (RMgX) menghasilkan alkohol. Reagen grignard adalah nukleofil kuat bila direaksikan dengan aldehida menghasilkan alkoksida. Kemudian penambahan asam pada alkoksida dihasilkan alkohol.


Reagen grignard bereaksi dengan formaldehida menghasilkan alkohol primer, sedangkan reagen grignard bereaksi dengan aldehida menghasilkan alkohol sekunder.



e.       Adisi Nitrogen
Amina, amonia dan senyawa tertentu memiliki pasangan elektron bebas pada atom nitrogen dan bertindak sebagai nukleofil nitrogen terhadap atom karbon karbonil. Reaksi adisi nukleofilik amina primer dengan aldehida menghasilkan senyawa imina (R2C=NR). Sedangkan reaksi adisi amina sekunder dengan aldehida/keton menghasilkan senyawa enamina (R2N-CR=CR2).




f.       Adisi Hidrazina (Reaksi Wolf-Kishner)
Jika aldehida direaksikan dengan hidraliza (KOH) pada suhu 240°C akan dihasilkan alkana.


Reaksi Wolf-Kishner terjadi melalui pembentukan intermediet hidrazon (R2C=NNH2) diikuti perpindahan ikatan rangkap dengan melepaskan gas N2 dan dihasilkan alkana. Perpindahan ikatan rangkap terjadi bila basa menarik satu proton dari NH menghasilkan anion hidrazon.


g.      Adisi Ylida Fosforus (Reaksi Wittig)
Aldehida diubah menjadi alkena dengan reaksi wittig. Reaksi wittig adalah reaksi pembuatan ikatan karbon-karbon dengan cara mengubah ikatan rangkap dua (karbon-oksigen) menjadi ikatan rangkap dua (karbon-karbon). Pereaksi wittig merupakan senyawa yang mengandung fosfor (ylida fosforus) dengan rumus senyawa R2CP+(C6H5)3 atau disebut fosforan.



2.      Reaksi Adisi Nukleofilik Keton
Keton adalah senyawa organik yang memiliki sebuag gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah gugus alkil dan gugus aril. Keton tidak memiliki atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum RC(O)R.

Senyawa karbonil yang terjadi reaksi hidrogenasi menyebabkan keton direduksi menjadi alkohol sekunder. Reaksi umumnya yaitu :





a.      Adisi Hidrasi
Keton mengalami reaksi hidrasi membentuk hidrat RC(O)R.H2O atau RC(OH)2R. Reaksi yangterjadi bersifat reversibel dan gem-diol dapat mengeluarkan molekul air manjadi keton. Pada keton hanya mengandung sedikit gem-diol. Contohnya, larutan aseton mengandung 0,1% gem-diol dan 99,9% keton.




b.      Adisi Alkohol
Apabila senyawa keton direaksikan dengan alkohol maka menghasilkan produk disebut asetal dan R2(COR’)2 disebut ketal.

Reaksi umum pembuatan hemiasetal dan asetal pada keton:



c.       Adisi Hidrogen Sianida
Keton mengalami reaksi adisi dengan hidrogen sianida menghasilkan sianohidrin, yaitu senyawa dengan gugus hidroksil dan gugus siano yang melekat pada atom karbon sama. Reaksi ini berlangsung dengan katalis basa.

Tahap pembuatan sianohidrin pada keton, yaitu:
1.      Pembuatan HCN


2.      Adisi ion sianida



3.      Pembuatan sianohodrin


Contoh pembuatan sianohidrin pada aseton:



d.      Adisi dari Reagen Grignard
Adisi pereaksi Grignard dengan keton menghasilkan alkohol. Reaksi ini terdiri dari 2 langkah:
1.    Pereaksi Grignard mengadisi senyawa karbonil dan menghasilkan alkoksida.
2.    Alkoksida dihidrolisis dalam suasana asam menghasilkan alkohol.
Senyawa keton direaksikan dengan pereagen Grignard menghasilkan alkohol tersier.



e.       Adisi Nitrogen
Imina dihasilkan dari adisi nukleofilik amina primer dengan keton. Sedangkan reaksi adisi amina sekunder dengan keton menghasilkan enamina.
Reaksi amina primer dengan senyawa karboksil:



f.       Adisi Hidrazina (Reaksi Wolff-Kishner)
Reaksi Wolff-Kishner digunakan pada senyawa aril keton. Metode Chemmensen juga dapat digunakan untuk mengubah gugus ketonmenjadi alkana. Namun reaksi Wolff-Kishner lebih sering digunakan untuk senyawa alkil maupun aril keton.

Reaksi reduksi Chemmensen direaksikan dengan senyawa Zn(Hg) dan HCl pekat bersifat kompleks.



g.      Adisi Ylide Fosforus (Reaksi Wittig)
Reaksi wittig dapat merubah keton menjadi alkena. Alkena dengan mono, di dan tri-substitusi dibuat dari kombinasi senyawa organik-fosfor yang sesuai dengan senyawa keton. Alkena tetra-substitusi tidak dapat dibuat karna faktor sterik. Reaksi wittig sangat bermanfaat untuk menghasilkan senyawa alkena murni dikarenakan jika menggunakan pereaksi lain hasilnya berupa campuran. Contohnya, reaksi antara sikloheksanon dengan metil entrifenil fosforan hanya menghasilkan satu produk metil ensiklo heksana, sedangkan jika direaksikan dengan metil magnesium bromida dan POCl3 menghasilkan produk campuran.




Permasalahan:
  1. Apa yang akan terjadi jika reaksi adisi alkohol pada aldehida bila menggunakan katalis basa?
  2. Apa yang menyebabkan reagen Grignard direaksikan dengan aldehida menghasilkan alkohol sekunder?
  3. Mengapa faktor sterik pada reaksi wittig terhadap keton menyebabkan tidak dapat dibuatnya alkena tetra-substitusi?


3 komentar:

  1. Ermawati ( A1C118002)
    Saya Ermawati ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 2 yang saudara ajukan.
    mengapa pada reaksi reagen Grignard dengan aldehid menghasilkan alcohol sekunder karena reaksi dari suatu reagen grignard dengan suatu senyawa karbonil merupakan cara yang berguna untuk menghasilkan suatu alkohol. Dan jenis senyawa karbonil yang dipilih nantinya dapat menentukan golongan alkohol yang dihasilkan. Aldehida lain selain formaldehida dapat menghasilkan alkohol sekunder karena pada aldehida lain tersebut atom C nya mengikat 2 atom yang berbeda yaitu atom R' dan atom H.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Risa Novalina Ginting (070) akan menjawab permasalahan no 1
    Apa yang akan terjadi jika reaksi adisi alkohol pada aldehida bila menggunakan katalis basa
    Menurut saya yang terjadi adalah disini basa digunakan sebagai katalis dan diperlukan hanya sedikit, reaksi yang terjadi adalah pembentukan enolat menjadi tal reversibel dan produk aldol tidak akan terbentuk sampai alkoksi logam dari produk aldol yang terprotonasi pada langkah reaksi terpisah.
    Semoga membantu

    BalasHapus
  3. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan no 3. Menurut saya reaksi wittig pada aldehid atau keton tidak dapat menghasilkan alkena tetra tersubstitusi dikarenakan faktor sentrik dari suatu aldehid atau keton itu sendiri. Yang mana kita ketahui bahwasanya aldehid dan keton memiliki Ikatan rankap O yang berada ditengah, sehingga jika dilakukan adisi, tidak akan bisa menghasilkan alkena tetra tersubstitusi.

    BalasHapus