Minggu, 02 Februari 2020

STEREOKIMIA


Stereokimia merupakan pengaturan tata ruang berbentuk tiga dimensi dari atom dan gugus fungsi dalam molekul organik yang berupa hasil dari hibridisasi dan ikatan geometri dari atom dalam molekul. Stereokimia adalah studi yang membahas tentang molekul pada ruang tiga dimensi yang mana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif dengan yang lain.
Stereokimia memiliki 3 aspek, yaitu:
1.    Konformasi molekul, berkaitan dengan bentuk molekul dan bagaimana bentuk molekul tersebut diubah karena adanya putaran bebas disepanjang ikatan C-C tunggal.
2.    Konfigurasi, berkaitan dengan kiralisasi molekul dan cara penataan atom-atom yang berada disekitar atom karbon yang menyebabkan terjadinya isomer.
3.    Isomer geometri, berkaitan dengan bagaimana ketegaran dalam molekul yang menyebabkan isomer.

Isomer merupakan senyawa karbon yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Pada senyawa hidrokarbon, rumus kimia menunjukkan setiap unsur yang terdapat dalam satu molekul senyawa dan  jumlah atom karbon. setiap unsur yang terdapat dalam satu molekul senyawa.
Terdapat dua jenis kelompok isomer, yaitu:
1.    Isomer struktur
Isomer struktur dibedakan menjadi tiga yaitu:
a)    Keisomeran kerangka/rantai:  jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda.
b)   Keisomeran posisi: jika rumus molekul dan rantai induknya atau kerangka atom  sama namun posisi cabang / gugus penggantinya berbeda.
c)    Keisomeran gugus fungsi: jika senyawa-senyawa yang golongan berbeda(gugus fungsional berbeda).
Contoh:
(CH)CHCH           dan      CHCHCHCH

2.    Stereoisomer
Stereoisomer merupakan molekul yang memiliki rumus molekul serta konektivitas sama namun posisi atom penyusun atau bentuk tiga dimensi susunannya berbeda. Penataan pada ruang atom memperhatikan bagaimana partikel atom yang beda dengan molekul yang terletak di sekitar ruang dari senyawa organik (rantai karbon). Pada hal ini, penataan ruang dari suatu molekul organik berbeda jika atom bergeser ke arah tiga dimensi maupun oleh satu derajat.
Kiral berasal dari bahasa yunani yaitu “cheir” yang berarti tangan. Kiral adalah senyawa yang tidak bertindih dengan bayangan cermin. Molekul kiral adalah molekul yang memiliki bayangan cermin tidak superimposabel atau tidak bertumpukan. Molekul kiral memiliki sifat optis, yang berarti kemampuan untuk memutar bidang cahaya yang terpolarisasi pada alat disebut polarimeter. Molekul kiral dan akiral memiliki perbedaan yaitu pada senyawa kiral tidak dapat berhimpit sedangkan senyawa akiral dapat berhimpit.
Kiralitas adalah keadaan yang disebabkan oleh dua molekul dengan struktur yang sama namun susunan ruang dan konfigurasinya berbeda. Kiralitas terjadi karena senyawa karbon yang tidak simetris. Atom kiral adalah atom yang menjadi pusat kiralitas.
Stereoisomer terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a)    Enantiomer : bayangan cermin yang tidak dapat saling diimpitkan.

b)   Diastereomer : bukan merupakan bayangan cermin



Contoh proses perubahan dari akiral menjadi kiral:

menjadi

3.    Isomer geometri
Isomer geometri adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama dengan struktur ruang yang berbeda. Isomer geometri disebabkan oleh penataan ruang atom-atom dalam molekul yang berbeda. Isomer ini hanya terjadi pada senyawa alkena.
Contoh isomer geometri:



Permasalahan
1.  Mengapa atom yang bergerak tiga dimensi dapat mempengaruhi penataan ruang dari molekul organik?
2.  Ketika senyawa yang awalnya akiral diubah menjadi kiral, apakah bentuk isomernya akan berubah juga?
3.   Apakah yang membuat senyawa karbon tidak simetris sehingga terjadi kiralitas?

4 komentar:

  1. hallo kelantan perkenalkan nama saya Nur Khalishah .saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2 yang anda paparkan . menurut saya suatu senyawa akiral di rubah menjadi kiral itu tentu senyawa isomer nya akan berbeda. pada saat senyawa akiral kemungkinan isomer yang dimiliki senyawa tersebut hanyalah isomer struktur , isomer rangka, isomer posisi. sementara pada senyawa kiral ia memiliki streoisomer yang mana didalam nya terbagi menjadi 2 yaitu enansiomer dan diastereomer. dimana pada enansiomer hanya dapat terjadi pada senyawa kiral. nah disini kita sudah melihat perbedaan nya. terima kasih semoga membantu :)

    BalasHapus
  2. Hai kelantan, saya Dewi Mariana Elisabeth Lubis (A1C118029)
    Ingin membantu menjawab permasalahan anda nomor 3, menurut literatur yang saya baca, ketidak simetrisan senyawa karbon yang menjadikan nya kiral itu di karenakan kedudukan dari masing-masing gugus yang terikat pada karbon tersebut, kedudukan dari masing-masing gugus ini dapat mempengaruhi bayangan jika di cermin kan, dan juga ada pengaruh dari bayangan pada cermin, jika bayangan pada cermin nya tidak dapat berimpitan maka senyawa tersebut tidak simetris.

    Terimakasih :)

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum Kelantan...
    Perkenalkan nama saya Siti Ardiyah NIM a1C118004. ..
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1. Menurut saya, permasalahan yang Anda ajukan itu ialah mengenai stereokimia. Stereokimia menjelaskan susunan ruang dari atom dan gugus fungsi dari molekul. Molekul organik merupakan objek 3 dimensi yang merupakan hasil hibridisasi dan ikatan secara geometri dari atom didalam molekul. Artinya bagaimana atom atom tersebut diatur didalam ruang satu terhadap ruang lainnya. Atom 3 dimensi tersebut ditata didalam molekul, yang kita maksud disini ialah molekul organik.
    Molekul organik dijelaskan sebagai hasil hibridisasi, maksudnya ialah konsep orbital yang terbentuk mempengaruhi bentuk molekul. Secara geometris, atom tersebut bergerak menempati ruang yang telah ditata dalam molekul organik.

    Jadi inti dari jawaban saya ialah molekul organik itu sendiri adalah bentuk 3 dimensi yang merupakan hasil hibridisasi dan dan ikatan secara geometri dari atom didalam molekul. Pergerakan atom 3 dimensi itu terjadi karena ia hasil hibridisasi yang konsepnya sendiri ialah bersatunya orbital orbital atom untuk menjelaskan bentuk dari molekul itu sendiri

    BalasHapus